PROFIL PONDOK PESANTREN
DAYAH HIDAYATULLAH SUBULUSSALAM
Pada tahun 1994 disebuah Desa yang bernama Penanggalan Kecamatan Simpang kiri Kabupaten Aceh Selatan didirikan sebuah Pesantren yang diberi nama Al-Ikhlas. Atas permintaan pihak Panitia/ pengurus melalui Abuya Pimpinan Pesantren Darul Muta’allimin Tanah Merah Kecamatan Simpang Kanan ditetapkanlah Ust. Drs. Qaharuddin Kombih menjadi Pimpinan Pesantren tersebut.
Waktu berjalan terus, perkembangan Pesantren Al-Ikhlas menunjukkan pening- katan yang signifikan baik dari bangunan fisik maupun proses belajar mengajar dan mutu pendidikan. Pesantren/Dayah ini dikelola oleh Ust. Kombih (panggilan akrab oleh masyarakat) sampai tahun 2002.
Pada tahun 2002 setelah Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag memimpin Pesantren Al-Ikhlas Kampong Penanggalan selama delapan tahun, oleh karena sesuatu dan lain hal pindah ke kampong Subulussalam Selatan Kecamatan Simpang Kiri dengan maksud mendirikan sebuah pesantren milik sendiri. Setelah berusaha mencari lokasi yang tepat tidak ditemukan, dengan rahmat Allah SWT salah seorang warga Kampong Subulussaalam Selatan tepatnya Bapak H. Alimudin Jabat atas nama seluruh ahli waris dari Alm. H.Abdul Muluk Jabat yang merupakan ayah kandungnya dengan ikhlas menyerahkan sebidang tanah seluas 11.400 M2 yang terletak di Jalan Hamzah Fansuri Subulussalam Selatan Kecamatan Simpang Kiri.
Menunggu proses penerbitan Surat Akta Ikrar Wakaf dan Pembangunan pisik,
Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag memulai
PBM khusus belajar membaca Al-Qur’an pada sebuah RKB milik masyarakat
Subulussalam Selatan yang terletak di belakang masjid Al-Munawwarah Jl. Hamzah
Fansuri Subulussalam Selatan. Biaya operasional PBM dikutip dari orang tua
murid dan sumbangan dari seorang dermawan H. Sudirman Munthe.
Setelah Akta Ikrar Wakaf dikeluar-kan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Simpang Kiri Nomor: W:/04/3 tahun 2002 tanggal, 23 Rajab 1423 H/30 September 2002 sebagai wakif H.Alimudin Jabat dan nazir Ust.H. Qaharuddin Kombih, S.Ag, dibentuklah panitia pembangunan Pondok Pesantren yang diberi nama:
HIDAYATULLAH
sebagai Ketua Merah Sakti, SH (Walikota
Subulussalam 2009-2014) dan Sekretaris Khairul Umam S. serta Bendahara H. M. Yusuf Beranjak dibantu oleh seksi-seksi lainnya. Beberapa bulan sebelum pembangunan
didirikan, Ust.H.Qaharuddin Kombih, S.Ag telah membuka pengajian al-Qur’an malam hari dirumah untuk anak-anak
disekitar tempat tinggal dan mendapat sambutan baik dari orang tua bahkan
masyarakat luas. Waktu berjalan terus anak-anak didik pada pengajian inipun
semakin bertambah dan tidak tertampung di rumah, akhirnya pengajian ini
dipindahkan ke ruang belajar Madrasah Diniyah (Madin) milik masyarakat Desa
Subulussalam Selatan tepatnya disamping Masjid Al-Munawwarah (dulu namanya
masjid Jami’).
Melihat kondisi nyata dilapangan, bahwa jumlah sntri mengaji malam ini semakin hari semakin bertambah, Ust. H.Qaharuddin Kombih, S.Ag dan Panitia Pembangunan Pesantren/Dayah Hidayatullah semakin semangat untuk segera memulai pembangunan fisik di komplek Pesantren. Berbagai upayapun dilakukan termasuk dengan menghadirkan Bupati Aceh Singkil untuk meninjau lokasi yang akan dibangun. Kendatipun kehadiran Bupati ke lokasi ini bukan acara khusus melainkan sambilan acara di Lapangan Beringinin Subulussalam namun dengan penuh keyakinan Pimpinan Pondok Pesantren/Dayah Hidayatullah (Ust.H. Qaharuddin Kombih, S.Ag) bermohon secara lisan sambil berdiri kepada Bupati untuk menganggarkan pembangunan RKB pada tahun 2003, Alhamdulillah Bupati menyahuti dengan baik setelah meminta pendapat Ketua DPRD yang juga hadir pada waktu itu. Bupati memanggil Kabag Keistimewaan Setdakab Aceh Singkil dan langsung memerintahkan membuat usulan 3 (tiga) RKB untuk Pesantren/Dayah Hidayatullah.
Dengan rahmat Allah SWT usulan 3 (tiga) RKB tersebut disahkan oleh DPRD Aceh Singkil melalui pos dana hibah pada Bagian Keistimewaan Setdakab Aceh Singkil sebesai 225.000.000,- (Dua ratus dua puluh lima juta rupiah). Pada tanggal 17 Maret 2003 pembangunan Pondok Pesantren/Dayah Hidayatullah dimulai dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ny. Hj. Marlinda Abdullah Puteh, M. S. I. Setelah pembangunan rampung dikerjakan, pada Tahun Ajaran 2003-2004 proses belajar mengajar dimulai dari jenjang Madin (Madrasah Diniyah) dengan mengambil waktu belajar disiang dan malam hari dengan jumlah santri 134 orang dan semuanya dari anak-anak masyarakat setempat serta tidak ada yang mondok disebabkan pasilitas pondok saat itu belum tersedia.
Sebagai Pesantren/Dayah yang berada di pusat Kota Subulussalam yang berharap akan menjadi sebuah Pesantren besar dan unggul, sudah barang tentu Pesantren Hidayatullah juga mempunyai Visi dan Misi untuk mencapai sebuah cita-cita yang luhur.
Kondisi Lingkungan Sosial Pondok Pesantren/Dayah
Pondok Pesantren Hidayatullah yang berdiri sejak Tanggal 12 Maret 2003 terletak dikawasan yang cukup strategis
tepatnya di Jl. Syekh Hamzah Fansuri Subulussalam
Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam. Jl. Syekh
Hamzah Fansuri merupakan jalan Rundeng
ke Subulussalam sehingga banyak masyarakat menyebutnya jalan Rundeng. Pesantren
ini terletak sekitar 500 m dari Simpang tiga Teuku Umar dan Syekh Hamzah Fansuri, sekarang jalan ini sudah dua jalur mulai
dari simpang tugu menuju Rumah Sakit Umum Daerah sampai menjelang turunan perbatasan Desa
Subulussalam Barat dengan Desa Sikalondang.
Jl. Syekh Hamzah Fansuri adalah salah satu jalan tertua di daerah Kota Subulussalam, jalan ini sudah ada sebelum kemerdekaan RI. Jalan ini juga termasuk kawasan padat penduduk ditandai dengan berderetnya rumah-rumah penduduk dan pertokoan disepanjang jalan yang dihuni oleh mayoritas suku Singkil (Pribumi) maupun muhajirin dari berbagai suku.
Kondisi dalam keseharian disekitar Pondok Pesantren Hidayatullah sebagaimana lazimnya disekitar pesantren-pesantren lain di Indonesia, senantiasa marak oleh kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan baik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun ibadah lainnya. Tidak sedikit pula masyarakat sekitar berdatangan ke komplek pesantren dikala ada kegiatan pengajian maupun kegiatan keagamaan lainnya, seperti peringatan hari-hari besar Islam, malam pengajian, malam shalat sunnat tasbih dan lain sebagainya.
Dilihat dari segi keamanan, masyarakat sekitar cukup banyak ambil andil dalam hal ini, ini terbukti peran serta masyarakat memperhatikan keamanan dari gangguan orang-orang yang tidak ber-tanggung jawab. Berkat kerjasama yang baik kondisi keamanan di dalam komplek Pesantren Hidayatullah cukup terkendali, demikian juga kenyamanan belajar yang dirasakan oleh para santri (thulabah), walaupun diakui ada sedikit terganggu oleh deru suara kenderaan roda dua, roda tiga, roda empat dan truk yang melewati Jl. Syekh Hamzah Fansuri, akan tetapi karena hal ini sudah terbiasa bagi santri ini bukan merupakan gangguan melainkan hiburan yang membangkitkan semangat mereka untuk belajar.
Model Kepemilikan
Pesantren/Dayah Hidayatullah di bawah Pimpinan Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag merupakan Pesantren yang dibangun diatas tanah waqaf oleh H.Alimudin Jabat yang diberikan (diwaqafkan) kepada Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag. Selain AIW (Akta Ikrar Waqaf) H.Alimudin Jabat besesrta seluruh ahli waris dari Al-marhum ayahnya juga membuat surat penyerahan tanah tersebut diatas kertas segel yang diketahui oleh Kepala KUA Simpang kiri yang inti isinya “Kami dari ahli waris dari Alm.H.Abdul Muluk Jabat mewaqafkan sebidang tanah peninggalan Alm tersebut untuk lokasi Pondok Pesantren dibawah Pimpinan Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag dan segala sesuatu yang menyangkut dengan Pondok Pesantren seperti pembangunan, pergantian Pimpinan, proses belajar mengajar diserahkan sepenuhnya kepada Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag.
Pesantren / Dayah Hidayatullah secara kelembagaan telah tertuang dalam akte notaries No. 2 tanggal 05 Juni 2008 dengan susunan pengurus sebagai berikut : PEMBINA : Ust. H. Qaharuddin Kombih, S.Ag dan H.Alimudin Jabat. PENGURUS : Ketua H. Efriyandi Pohan (Udil), Sekretaris Rasudin Sehat dan Bendahara H.M.Yusuf Beranjak. PENGAWAS : Muhammadin dan Khairul Umam S.
Berdasarkan
tuntutan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku nama Pesantren
Hidayatullah berubah menjadi:
DAYAH
HIDAYATULLAH SUBULUSSALAM
sebagaimana yang tertuang dalam akte notaris YAYASAN DAYAH HIDAYATULLAH SUBULUSSALAM No. 03 tanggal 05 Maret 2018 dengan pengesahan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia (MENKUMHAM) Republik Indonesia No AHU-003594.AH01.04. TAHUN 2018.
Biodata Pimpinan Dayah
Nama :
H. Qaharuddin Kombih, S. Ag., M. Ag.
Tempat/tanggal lahir : Belukur, 03 Mei 1969
Jabatan :
Pimpinan Dayah
Alamat :
Jln. Hamzah Fansuri Subulussalam Barat
Agama :
Islam
Kewarganegaraan :
Indonesia
Pekerjaan :
PNS
Riwayat Pendidikan :
1.
Madrasah Ibtidaiyah
Darul Muta’allimin Tanah Merah, Tahun 1981
2.
Madrasah Tsanawiyah
Darul Muta’allimin Tanah Merah, Tahun 1984
3.
Madrasah ‘Aliyah Darul
Muta’allimin Tanah Merah, Tahun 1987
4.
Sarjana Universitas
Islam Sumatera Utara Medan, Tahun 1999
5.
Magister Universitas
Islam Arraniry Banda Aceh, Tahun 2018
Pendidikan yang diselenggarakan
- Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
- Madrasah
Tsanawiyah (MTs) kurikulum Kementerian Agama.
- Sekolah Menengah Atas (SMA) kurikulum
Kementerian Diknas.
- Madrasah tingkat Ula kurikulum
sendiri (kitab kuning)
- Madrasah tingkat Wustha kurikulum
sendiri (kitab kuning)
- Madrasah tingkat Aliyah kurikulum
sendiri (kitab kuning)
- Majlis ta’lim dan
- Ekstra kurikuler lainnya
Santri Badal dan Ustadz
Sebagaimana
diinformasikan di bagian muka, Pondok Pesantren ini memiliki Santri orang yang terdiri 442 Putra dan Putri dan
semuanya mondok. Adapun Teungku (Ustadz dan Ustadzah terdiri dari Teungku yang
menetapkan (mondok) berjumlah 28 orang dan
Teungku yang hanya mengajar pada jam pelajaran tertentu berjumlah 36 orang. Di Pesantren ini kita juga mengenal adanya
badal Teungku/Ustadz. Badal Pimpinan bertugas melaksanakan tugas Pimpinan
dikala Pimpinan berhalangan kecuali mengajar kitab-kitab kuning yang tidak
dapat dibadalkan, mengisi majelis ta’lim dan hal-hal yang sifatnya prinsipil
yang menjadi kewenangan penuh Pimpinan. Sedangkan teungku/ustadz yang
berhalangan mengajar dapat digantikan oleh teungku/ ustadz lain yang dipandang
cakap sebagai badal.
Sumber daya
tenaga edukatif untuk masing-masing jenjang pendidikan diatas bervariatif,
disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan serta latar belakang pendidikannya.
Hampir seluruh tenaga guru (teungku/ustadz) yang mengajar di tingkat MTs dan
SMA berlatar pendidikan S-1 sesuai bidang dan keahlian masing-masing baik
teungku/ ustadz yang mondok maupun yang datang hanya pada jam tertentu. Khusus bagi teungku/ustadz yang mondok
selain sarjana mereka juga berlatar pendidikan Pesantren modern dan yang
salafi.
Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana
yang ada di Pesantren/Dayah Hidayatullah sebagai penunjang proses belajar dan
mengajar adalah sebagai berikut:
- 12 Ruang Kegiatan Belajar (RKB)
- 2 Unit Mushalla
- 3 Unit Kantor
- 1 Unit
Lab komputer
- 1 Unit
gedung serbaguna
- 1 Unit rumah Pimpinan
- 3 Unit rumah Dewan Guru
- 64 Kamar
asrama putra
- 43 Kamar
asrama putri
- 1 Buah Balai
- 2 Unit
dapur umum
- 4 Unit MCK (25
toilet/jamban)
- 1 Buah lapangan Badminton
- 1 Buah lapangan Volly Ball
- 1 Buah tenis meja
- Sejumlah meja dan kursi
Model Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren (Dayah)
Model Pengembangan Ekonomi sampai tahun 2010 belum ada sama sekali. Baru
pada tahun 2011 dari sector Pertanian dan Perkebunan Sawit dimulai seluas 5
(lima) Ha. bantuan dari Pemerintah Kota Subulussalam. Sedangkan bidang lain
seperti Koperasi, peternakan, perdagangan dan lainnya belum bisa diterapkan
karena berbagai faktor.
Program Pengembangan
Adapun program
pengembangan yang saat ini dirancang
meliputi dua bidang bidang fisik dan non fisik.
a.
Fisik : Pembangunan
3 ruang RKB dan asrama putra/putri untuk menampung santri baru, renovasi
fasilitas yang ada, penambahan rumah Ustadz/guru, perpustakaan, laboratorium
bahsa dan computer, sarana olah raga dan media belajar pendukung lainnya.
b.
Non fisik:
Pelatihan kewira-usahaan dan Ekonomi, peningkatan prestasi para santri, ilmu
bela diri, peningkatan ketrampilan Tilawati qur’an, tahfizh, khath dan semua
cabang yang masuk dalam MTQ, ceramah, khutbah, baca dalail khairat, baca barzanji,
baca khatmul qur’an, kesenian islami.
Program Unggulan
- Pondok Pesantren / Dayah Hidayatullah
menganggap semua pelajaran keagamaan itu adalah unggul. Oleh karena itu
Pesantren ini mempunyai obsesi untuk mencetak kader-kader ulama yang
mumpuni kuat dalam ‘aqidah unggul dalam ilmu keislaman dan beramal dengan
ikhlas.
- Program belajar kitab kuning
(salafiyah) juga merupakan sesuatu yang
perlu di mantapkan.
Tidak ada komentar: